Sejarah Titi Wampu Stabat Tahun 1902 Batang Kayu Jadi Penyangga

oleh -2093 Dilihat
0 0
Read Time:2 Minute, 25 Second

Stabat Sumut // Mediatargetkasus.com

Titi Wampu Stabat yang selesai dibangun Belanda pada tahun 1902 menjadi salah satu bukti sejarah pembangunan besar dimasa itu.

Titi Wampu Stabat di bangun setelah agresi militer Belanda sejak 1862 hingga 1865 yang menggempur kekuatan Kerajaan Langkat yang di pimpin oleh Tan Matsyekh yang berpusat di Jentera Malay Stabat di sepanjang Sei Wampu hingga di tangkap secara licik oleh Belanda di Hamparan Perak pada Oktober 1865 dan diasingkan hingga mangkat di Pelabuhan Ratu Sukabumi Jawa Barat pada Oktober 1885 dan digantikan oleh Putera Sulungnya Tan Mangedar yang memindahkan pusat pemerintahan Kerajaan Stabat sejak tahun 1865 dari Stabat Lama ke Stabat Baru sampai saat ini.

Setelah keadaan sudah aman tanpa adanya perlawanan dari masyarakat Melayu Langkat, dimasa Tengku Muhammad Chalid yang akrab dipanggil sebagai Tengku Kejuruan yang menggantikan ayahandanya Tan Mangedar menjadi Raja Stabat, Belanda memulai pembangunan Mega Proyeknya, salah satunya ialah Titi atau Jembatan Sei Wampu Stabat yang selesai di bangun pada tahun 1902.

Pondasi Titi Wampu Stabat disangga oleh susunan papan dan batang kayu yang kokoh yang diambil dari hutan adat Melayu Langkat yang di babat habis oleh Belanda sejak 1870 untuk membuka perkebunan Tembakau, Tebu, Karet, Kopi dan Kelapa Sawit. Pondasi penyangga Titi Wampu Stabat yang terbuat dari kayu tersebut dapat mampu menopang ribuan ton batu bata dan semen serta kuat direndam air Sungai Wampu Beratus tahun lamanya hingga masih dapat kita saksikan bukti sejarah tersebut masih kokoh sampai saat ini.

Pada tahun 1942, ketika meletusnya Perang Dunia Kedua, Belanda membuat suatu skenario pertahanan dengan dibangunnya bunker pos pertahanan disepanjang Sei Wampu yang ada di Pantai Gani hingga Stabat Baru yang dekat dengan Titi Wampu Stabat.

Dalam rencana skenario pertahanan tersebut, Belanda ingin mengebom Titi Wampu sebab Belanda memperkirakan pasukan Jepang masuk melalui laut Aceh, namun skenario tersebut tak sampai dijalankan sebab Jepang sudah mengirim intelijennya menyamar menjadi pedagang Tionghoa untuk memetakan wilayah yang akan ditaklukkan sehingga pada 1942 Jepang dengan mengalahkan Belanda secara cepat.

Pada tahun 1947, ketika agresi militer Belanda pertama, Belanda saat itu sudah menduduki Kota Medan dan Kota Binjai sehingga Belanda ingin mencapai Pangkalan Brandan untuk merebut dan menguasai kilang minyak yang di butuhkan untuk menggerakan kenderaan perangnya.

Namun pada saat pasukan Belanda bergerak dari Binjai ke Stabat, terjadilah pertempuran 6 jam lamanya antara pasukan Republik dan pasukan Belanda dengan diledakkannya Titi Wampu Stabat oleh pejuang Revolusi Kemerdekaan untuk menghadang atau memperlambat pergerakan Belanda menuju Pangkalan Brandan.

Maka tidak mengherankan jika kita menemukan peluru, mortir dan jenis senjata dimasa perang revolusi tersebut berada didalam Sei Wampu. Pernah masyarakat kota Stabat menemukan mobil Jeep buatan Inggris berada didalam Sei Wampu dan dibawa ke atas, namun mobil tersebut raib tak dapat kita lihat lagi dimasa saat ini.

Kita sebagai generasi hari ini harusnya melihat kebelakang, mengkaji sejarah masa lalu, mengevaluasi pembangunan di masa lalu yang bangunan begitu kuat dan kokoh walaupun sudah pernah dibom jika kita bandingkan dengan pembangunan di masa saat ini.

Sejarah dimasa lampau

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
100 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.