Labuhanbatu-sumut // mediatargetkasus.com
Pernyataan Kepala Desa Perkebunan Normark, Kecamatan Kota Pinang, Labuhanbatu Selatan, Ali Amran Nasution tentang pengadaan bibit sayuran, media tanam hidroponik dan bibit ternak ayam senilai Rp 175 juta pada tahun 2022,
bertolak belakang dengan pengakuan warganya sendiri.
Kepala Desa Perkebunan Normark Ali Amran Nasution kepada wartawan di ruang kerjanya kantor Kepala Desa Perkebunan Normark, Selasa (31/01/23) mengatakan, untuk program pertanian dan peternakan pada tahun 2022 dialokasikan dana sebesar Rp 175 juta.
Anggaran itu, kata dia, dibelanjakan untuk pengadaan bibit sayuran, media tanaman hidroponik dan bibit ternak ayam untuk diberikan kepada warga desa itu.
“Ternak ayam, baru bibit tanaman sayuran kangkung dan sawi untuk ditanam di samping rumah. Baru ada hidroponik. Karena kita tidak punya lahan disini. Disini lahan punya perkebunan” katanya.
Kaur Keuangan Desa, Ilham Situmorang yang turut mendampingi Ali Amran mengatakan, jumlah Kepala Keluarga di desa itu sebanyak 320 orang.
Saat ditanya, berapa jumlah warga yang mendapatkan bantuan bibit sayuran, Kepala Desa Ali Amran tidak memberikan jumlah yang pasti. Katanya, bagi warga yang mendapat bantuan bibit sayuran maka tidak dapat bantuan bibit ternak ayam dan begitu pula sebaliknya.
“Kita hari itu sesuai hasil musyawarah, dibagi-baginya itu. Untuk yang dapat ternak ayam, maka dia tidak dapat bibit tanaman. Untuk yang dapat bibit tanaman tidak dapat ternak” terangnya.
Ketika ditanyakan, berapa pula jumlah kepala keluarga atau rumah tangga yang mendapatkan bantuan bibit ternak ayam, Ali Amran menyebut jumlahnya seratusan kepala keluarga atau rumah tangga.
“Kalau ayam ada seratusan. Kan harus kita pantau juga nanti perkembangannya itu” ujarnya.
Lebih lanjut Ali Amran mengaku,dirinya tidak mengetahui berapa harga bibit sayuran dan harga bibit ternak ayam yang dibelanjakan. Dia mengaku tidak ikut-ikutan dalam pembelian bibit sayuran dan bibit ternak ayam.
“Kalau itu tidak tahu aku. Orang ini yang membelikannya ini (menunjuk stafnya). Aku mana ikut-ikutan aku. Pokoknya belanjakan kamu” ucapnya.
Anehnya, meski sebelumnya mengaku tidak ikut-ikutan dalam belanja bibit tanaman dan bibit sayuran, Ali Amran justru tahu darimana bibit ternak ayam dibeli. Dia menyebut, untuk bibit ternak ayam dibeli dari mitra.
“Dari mitralah. Kita survei dulu (bibit ternak ayam). kita cari-cari dulu. Kita cari yang termurah. Ya kalau pun mitra ya kita pun kita tanya-tanya dulu” bebernya.
Dia pun mempersilahkan wartawan untuk melakukan pengecekan ke warga terkait pembagian bantuan bibit sayuran dan bibit ternak ayam yang dibelanjalan dengan anggaran desa.
” Kalau orang bapak-bapak mau cek ke masyarakat, silahkan” katanya memberi izin.
Sementara itu, sejumlah warga yang ditemui, menyampaikan pengakuan yang bertolak belakang dengan kepala desa tentang pengadaan bibit sayuran, media tanaman hidroponik dan bibit ternak ayam tersebut.
Menurut warga, hanya ada delapan rumah tangga di desa itu yang mendapatkan bibit sayuran dan peralatan media tanam hidrponik sebagai media tempat menanam sayur-sayuran.
” Setahu kami cuma ada delapan hidroponik yang dibagikan dari desa. Di desa ini ada kan dua divisi. Setiap satu divisi ada empat hidroponik yang dikasi” terang warga.
Sementara itu, di halaman rumah warga perkebunan itu terlihat tumbuh sayuran tanpa menggunakan media tanam hidroponik. Namun ternyata, tanaman sayuran yang tidak menggunakan media tanam hidroponik itu bibitnya merupakan bantuan dari perkebunan dan bukan bantuan dari pemerintah desa.
“Intinya yang tahu kami, yang ada tanaman hidroponik itu yang dapat. Kalau kami kan tidak ada dikasi pipa-pipa itu (peralatan media tanam hidroponik), ya kami tak ada dapat. Paling ada kami dari kebun dikasi bibit. Kalau yang dari kebun, itulah yang ditanam di atas tanah itu” ujar seorang warga menunjuk ke halaman rumahnya.
Mengenai bibit ternak ayam yang diberikan pemerintah desa, warga menyebut jika bibit ternak ayam yang diberikan pada tahun 2022 lalu, terlalu kecil sehingga sulit dipelihara. Alih-alih berkembang, bibit ternak tersebut sudah mati.
” Iya. Aku dapat lima belas ekor anak ayam. Tapi ayamnya kecil-kecil kali yang terakhir ini (tahun 2022). Belum cocok lepas dari induk. Jadi sudah modar (mati) semua ayamnya. Kalau yang tahun sebelumnya anak ayamnya agak besar, jadi bisa dipelihara” ungkap seorang ibu rumah tangga.
Saat disampaikan pengakuan kepala desa, bahwa bagi warga yang mendapat bibit sayuran tidak lagi mendapatkan bibit ternak dan sebaliknya bagi warga yang dapat bibit ternak ayam tidak lagi dapat bantuan bibit sayuran, warga kembali membantahnya.
” Apa pula. Buktinya aku tidak dapat apa-apa. Bantuan bibit sayuran tidak dapat dan bibit ternak ayam juga tidak dapat” kata seorang ibu rumah tangga.
Adanya pengakuan yang bertolak belakangan antara kepala desa dan warga, mengindikasikan ada yang tidak beres dalam proyek pertanian dan peternakan yang menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) itu.
Laporan j. ependi
Editor s.sinuraya/redaksi