Korban politik :Tenaga Honorer di Labuhanbatu Mengaku Dipecat Bupati Sudah bekerja 15 tahun mengabdi

oleh -291 Dilihat
0 0
Read Time:2 Minute, 15 Second

Labuhanbatu-sumut // mediatargetkasus.com

Seorang tenaga Honorer yang bekerja di Kantor Camat Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utara harus menelan pahitnya kehidupan.Tanpa alasan yang jelas ia harus merelakan pekerjaannya meski sudah mengabdi selama 15 tahun dikantor pemerintah itu.

Ia pun bingung atas sebab akibat yang menimpa dirinya.Karena nasib yang dialaminya seperti tersambar petir disiang bolong.

“Masalahnya apa,saya tidak paham,15 tahun mengabdi dari tidak bergaji hingga bergaji 1 juta kandas sudah.Padahal sebagai tenaga honorer saya selalu menorehkan prestasi,khusunya dibidang PKK”Kata Aida Fitriyani saat di Wawancarai Medan Pos,Rabu (19/4/2023).

Diungkapkannya,persoalan itu menjadi tanda tanya dibenah pikirannya,hingga belum lama ini ia memberanikan diri mempertanyakan kepada camat atas sebab akibat yang menerpa pekerjaannya.

“Bulan 2 kemarin tak bekerja lagi,saat itu kami datang tiga orang,lalu kawan saya bertanya kenapa sifitri ini tidak bisa bekerja lagi,kala itu camat mengatakan ajudan Bupati sudah menelepon saya agar dirimu tidak usah bekerja lagi,sebenarnya saya ingin menyampaikan persoalan ini tapi saya segan,”Ujar Aida Menirukan bahasa camat.

Tanpa menjelaskan sebab akibatnya (camat) ia pun merenungi diri,hingga ia terpikir telah menjadi korban politik pada pilkada yang lalu.

“Kalau masih dendam soal pilkda yang lalu,saya mengaku jujur saya memang memilih Andi Suhaimi saat itu,kami honor memang memilih Andi Suhaimi itu kan memang ruzukan pimpinan kami (Camat Lalu) manalah mungkin kami melawan atasan, apalagi saya honor,”Keluh Aida.

Jika hal ini menjadi dendam atas pilkda yang lalu,kiranya Bupati bisa move on atas proses pilkda tanpa harus dendam kepada tenaga honor seperti saya.

“Apalah saya ini,bukan TS saya, hanya tenaga honorer,bahkan keluarga saya diduga juga menjadi korban politik yang lalu,apa kata pimpinan pasti itu kita turuti.Begitu juga dengan sekarang,”Sebut Aida dengan nada sedih.

Ia mengatakan, sebagai insan,saya ada kepekiran untuk menemui Bupati untuk mempertanyakan hal ini apakah benar ucapan camat itu,namun jalan untuk menumuinya tidak ada belum orangnya.

“Ada TS dia saya kenal dan persoalan ini saya adukan,tapi sampai saat ini beliau belum ada waktu untuk menemukan saya bertemu bupati,”Ujar Aida.

Ditambahkan Aida, parahnya setelah saya tidak bekerja lagi,dua honorer disebut-sebut keluarga camat bekerja dikantor itu.

“Itulah kalau pun honor dihapuskan kenapa ada penerimaan baru,padahal saya ingin mengikuti Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK) mengingat sudah lama mengabdi.Namun dengan kondisi seperti ini hancur sudah harapan ini,tolong bantu saya bang,saya ini lagi puasa,”lirihnya sedih mengakhiri Wawancara Medan Pos.

Sementara itu Napsir Rambe selaku camat Rantau Utara di Konfirmasi melalui teleponya belum bersedia menjawab.Pesan yang dikirimkan melalui via WhatsApnya yang ditembuskan ke Bupati dan kepala BKPP hingga berita ini dikirimkan ke redaksi belum berbalas.(Julip ependi)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.