Aceh // mediatargetkasus.com
Tujuan utama dari politik adalah mengantarkan kesejahteraan. Konsep kesejahteraan tidak pernah terlepas dari tiga faktor; yakni liberti, egaliti, dan faterniti.
Liberti membebaskan kesejahteraan untuk siapa saja tanpa memandang sekat sosial.
Egaliti kesejahteraan yang menyetara untuk seluruh pihak yang terlibat dalam politik.
Faterniti membangun kesejahteraan dalam luasan persaudaran tanpa melihat siapa, dari kelompok mana, dan bagian dari siapa.
Hal itu diungkapkan Pegiat Muda Aceh Barat Daya, Akmal Al-Qarasie, M. Sos, Sabtu, 27 Juli 2024.
Menurut Akmal, politik juga terkait dengan keberanian dan
bertanggung jawab. Tentunya, keberanian yang dimaksud adalah berani dalam memutuskan keinginan untuk terlibat dalam politik praktis dengan tujuan membangun kesejateraan bersama.
Pilkada
merupakan ajang tarung politik praktis bagi calon Kepala Daerah/wakil di seluruh Indonesia termasuk Aceh Barat Daya.
“Aceh Barat Daya meranjak usia dewasa, sementara masalah terus muncul dari berbagai aspek. Persoalan yang menghangat akhir-akhir ini adalah konflik eks HGU PT CA dengan masyarakat target kesejahteraan.
Berbagai macam persoalan yang muncul butuh sosok yang berani, tidak hanya berani bicara tetapi perlu cara yang tepat untuk
menyelesaikannya. Dalam penyelesaian kasus-kasus besar di daerah tentunya dibutuhkan lobi-lobi penyelesaian tepat sasaran,” jelasnya.
Kata Akmal, hadirnya politisi muda seperti Mas Adi bagaikan nutrisi baru bagi Aceh Barat Daya untuk berbenah menyongsong 2045 Indonesia emas. Mas Adi yang telah berkiprah dalam partai politik tentunya memiliki tujuan yang baik untuk daerahnya.
Dikenal humble dan luwes dalam membangun komunikasi dengan siapa pun. Dan, sebagai kader partai yang berkiprah di DPP Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan menjadikan Mas Adi dengan mudah menjalin serta membangun komunikasi politik antara daerah dengan pusat. Tentunya ini memengaruhi kebijakan yang diambil di daerah.
“Mas Adi juga tokoh muda dan juga politisi Aceh Barat Daya berkiprah di tingkat nasional yang
selalu prihatin melihat kondisi daerah. Sosok muda ini juga menjadi representatif dari Daerah Pemilihan (dapil) 2 Aceh Barat Daya meliputi kecamatan Tangan Tangan, Manggeng, dan Lembah Sabil. Dan per-tanggal 25 Juli 2024 telah mendapat surat tugas dari partainya (PDI-P) sebagai bacalon wakil bupati.
Satu-satunya kader Partai yang ditugaskan langsung dari DPP PDI-P menjadi wakil bupati yang ikut bertarung pada pemilihan pilkada 2024 yang akan berlangsung dalam waktu dekat di Aceh Barat Daya,” ujarnya.
Akmal menambahkan, kipprah Mas Adi dalam partai politik aktif sebagai Komite Kelautan dan perikanan di DPP PDI-Perjuangan tentunya angin segar dalam menata potensi laut dan perikanan di Aceh Barat Daya. Aceh Barat Daya butuh tokoh kunci yang memiliki akses langsung di tingkat nasional.
Pengalaman organisasi, Mas Adi pernah menjabat ketua/sekjenHimpunan Mahasiswa ilmu dan Teknologi Kelautan Indonesia (HIMITEKINDO). Tentunya, dengan pengalaman ini Aceh Barat Daya yang memiliki potensi laut berkategori bagus dapat dikelola dengan baik.
Masih kata Akmal, Mas Adi sebagai politisi muda tentunya menjadi aset penting bagi Aceh Barat Daya. Sebagai kader partai yang sangat mempengaruhi arah kebijakan di negeri ini menjalankan mesin politik tidak mungkin dilakukan tanpa dukungan masyarakat di Aceh Barat Daya. Setelah menerima rekomendasi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sebagai salah seorang yang bertarung pada pilkada 2024 sosok Mas Adi telah menjadi perbincangan publik di Aceh Barat Daya.
“Aceh Barat Daya butuh sosok muda yang berani, cerdas, dan humble dalam membangun komunikasi dengan siapa pun. Kiprah politiknya ditingkat nasional mesti menjadi pertimbangan bagi masyarakat pemilih di Aceh Barat Daya. Saatnya Aceh Barat Daya dipimpin oleh orang-orang yang berpikir membebaskan pola pengelolaan pemerintahan, bebas/merdeka, sederajat, dan mengutamakan persaudaraan,” pungkasnya. (Delky)