Presiden Rusia, Vladimir Putin, baru-baru ini menyatakan bahwa militer Rusia tengah mempertimbangkan serangan terhadap pusat pengambilan keputusan di Kiev, (29/11/2024).
Pernyataan ini muncul di tengah ketegangan yang meningkat antara Rusia dan Ukraina, di mana Putin menegaskan bahwa pihaknya siap untuk mengambil langkah tegas.
Presiden Rusia, Vladimir Putin akan mempertimbangkan serangan terhadap pusat pengambilan keputusan di Kiev, (29/11/2024). (megatron/ho)
Staf Umum dan Kementerian Pertahanan sedang memilih target di Ukraina untuk MRBM Oreshnik, yang berpotensi mencakup pusat pengambilan keputusan di Kiev, ujar Putin dalam pernyataan resminya.
MRBM (Medium-Range Ballistic Missile) Oreshnik yang disebut-sebut sebagai salah satu senjata terbaru Rusia dengan jangkauan yang mampu menghantam target strategis secara akurat.
Eskalasi Ketegangan
Pernyataan ini memicu kekhawatiran internasional, karena menargetkan pusat pengambilan keputusan artinya menyerang infrastruktur pemerintahan dan militer Ukraina di jantung ibu kota, Kiev.
Ini menandakan eskalasi signifikan dalam konflik yang telah berlangsung sejak 2022 lalu .
Pengamat internasional menilai langkah ini sebagai sinyal bahwa Rusia siap meningkatkan intensitas serangannya.
Menyerang pusat-pusat penting seperti itu dapat memiliki dampak besar tidak hanya secara militer, tetapi juga secara politik dan moral bagi Ukraina.
Respons dari Ukraina dan Dunia Internasional
Belum ada tanggapan resmi dari pemerintah Ukraina terkait ancaman ini, tetapi sebelumnya Kiev telah menegaskan bahwa mereka siap menghadapi segala kemungkinan serangan dari Rusia.
Komunitas internasional, termasuk NATO dan Uni Eropa, terus mengawasi situasi ini dengan cermat, seraya memperingatkan bahwa eskalasi lebih lanjut hanya akan memperburuk kondisi keamanan global.
Ancaman ini mencerminkan semakin kompleksnya dinamika perang antara kedua negara.
Dunia kini menunggu apakah retorika ini akan berujung pada aksi nyata atau tetap menjadi bagian dari strategi tekanan politik Rusia.